Hari ini, akhirnya saya melakukan bedah MacBook saya dulu, yang kini digunakan oleh adik saya di Jakarta. Setelah kasus random shutdown yang dulu sempat heboh di kalangan pemilik MacBook Core Duo (generasi pertama), akhirnya MacBook tersebut kembali bermasalah. Saya mendapat laporan via telepon dari adik saya, dengan keluhan MacBook tidak bisa boot-up dan muncul gambar folder dan tanda tanya.

Gejala tersebut muncul jika MacBook tidak dapat menemukan partisi yang berisi sistem operasi untuk melakukan boot up. Kemungkinan yang ada adalah: partisinya saja yang rusak, atau harddisknya rusak secara fisik. Namun, saya gagal ketika mencoba untuk menjalankan target disk mode pada MacBook itu, sehingga saya mengambil kesimpulan bahwa harddisknya rusak secara fisik. Walaupun saya sampai saat ini belum mencoba harddisk tersebut secara intensif.

Awalnya, saya ingin mencari harddisk baru yang berukuran sama, lalu menjual MacBook tersebut dan membeli MacBook generasi yang lebih baru. MacBook saya tersebut adalah generasi pertama. Namun, setelah dihitung-hitung: keuntungan yang didapat tidak sebanyak harga yang mesti dibayarkan.

Oleh karena itu, saya mengambil jalan lain, yakni membangun kembali MacBook itu. Dan telah dipersiapkan beberapa nyawa baru: harddisk Hitachi 160GB (OEM Lenovo ThinkPad); RAM 2GB: 1GB Corsair ValueSelect, dan 1GB Samsung (OEM Lenovo ThinkPad); serta batere baru dari GudangBatere Sebenarnya ada satu materi lagi, yakni SuperDrive Dual Layer yang rencananya akan menggantikan Combo Drive. Namun rencana ini dibatalkan, karena adik saya tidak terlalu butuh sebuah DVD writer.

Dikarenakan kemalasan untuk membongkar sendirian, dan kekurangan perlengkapan, saya menuju kediaman Rian untuk melakukan pembedahan.

Pembedahan ini dapat dilaksakan dengan lancar. Cara pembongkaran sangat mudah sekali untuk produk jenis MacBook ini. Tidak seperti pembedahan PowerBook Nano. Intruksi pembedahan dapat dilihat di situs iFixIt.

Alat yang dibutuhkan adalah: sebuah koin, obeng bunga kecil, dan obeng bintang 6 kecil. Pertama-tama, kita perlu membuka batere dengan bantuan koin tadi. Lalu dengan obeng bunga, kita akan membuka 3 baut yang mengikat penutup harddisk dan RAM. Setelah penutup tadi terbuka, maka kita dapat mengeluarkan RAM dengan tuas yang ada. Untuk mengambil harddisk, kita cukup menarik plastik yang ada.

Penggantian RAM dan harddisk ini tidak menghilangkan garansi, bahkan pihak Apple pun memberikan petunjuk Do-It-Yourself untuk penggantian perangkat ini.

Setelah harddisk baru terpasang, maka akan dilakukan proses instalasi Mac OS X Tiger. Namun saya melakukan kesalahan yang cukup fatal: saya lupa membawa DVD instalasi MacBook saya. Yang perlu diingat, Mac berbasis Intel tidak dapat diinstal dengan Tiger edisi retail. Hanya bisa diinstal dengan Tiger yang disertakan dalam paket pembelian. Tentunya hal ini bisa diakali dengan beberapa trik, tetapi terlalu lama untuk melakukan proses remastering.

Akhirnya kami mencoba menggunakan DVD instalasi milik MacBook Rian. Dan, sesuai dengan dugaan, DVD tersebut menolak untuk diinstal ke mesin MacBook saya. Karena MacBook Rian adalah generasi ketiga (2.16 GHz, SuperDrive, White) sementara MacBook saya adalah generasi pertama (1.83 GHz, Combo, White).

Akhirnya kami mencoba instalasi melalui mesin Rian yang dihubungan dengan kabel FireWire. Dimana MacBook saya dijalankan dengan target disk mode. Program instalasi dapat berjalan dengan normal, proses pemformatan dilakukan dengan Disk Utility. Namun installer menolak untuk melakukan instalasi ke harddisk yang ada di MacBook saya.

Hingga akhirnya kami mengambil jalan pintas: pasangkan saja harddisknya ke MacBook Rian. Lagian, ngebongkarnya gampang kok dan, udah kadung ngoprek

Dan, instalasi tetap gagal. Hingga akhirnya saya baru menyadari, bahwa Mac berbasis Intel menggunakan skema partisi GUID Partition Map, bukan Apple Partition Map seperti pada Mac berbasis PowerPC. Ya, saya memformat harddisk saya dengan skema Apple Partition Map. Maaf, saya pengguna PowerPC!

Setelah instalasi selesai, harddisk dikembalikan ke MacBook-nya masing-masing. Dan semua pun berjalan normal. Hm... ternyata MacBook saya kembali segar dengan suntikan harddisk, RAM, dan batere yang "lega".

Tinggal membekali sebuah harddisk eksternal untuk adik saya guna keperluan backup data-data pentingnya. Seandainya kejadian harddisk rusak kembali menimpa di waktu yang akan datang, masih ada salinan data-data pentingnya di harddisk tersebut. Ya, belajarlah dari pengalaman: backup itu penting!

Dan, konon, Time Machine pun tidak bisa membantu untuk kasus harddisk rusak fisik

PS:
Foto diambil dengan ponsel K770i, jadi hasilnya tidak sebagus EOS dong!
Lampiran mengenai generasi-generasi MacBook ini tidak dijamin keakuratannya.
Jika ada kesalahan, tolong diinformasikan.

Lampiran:
MacBook Generasi 1: (Core Duo)
Prosesor Core Duo: 1.83GHz (Combo Drive) atau 2.0 GHz (Super Drive Single Layer); RAM 512MB; VGA Intel GMA950 64MB shared; Harddisk 60GB atau 80GB. (Pertengahan 2006)

MacBook Generasi 2: (Merom)
Prosesor Core 2 Duo: 1.83GHz (Combo Drive, RAM 512MB) atau 2.0 GHz (Super Drive, RAM 1GB); VGA Intel GMA950 64MB shared; Harddisk 60GB, 80GB atau 120GB. (Akhir 2006)

MacBook Generasi 3: (Merom Update)
Prosesor Core 2 Duo: 2.0 GHz (Combo Drive) atau 2.16 GHz (Super Drive); RAM 1GB; VGA Intel GMA950 64MB shared; Harddisk 80GB, 120GB atau 160GB. (Pertengahan 2007)

MacBook Generasi 4: (Santa Rosa)
Prosesor Core 2 Duo: 2.0GHz (Combo Drive) atau 2.2 GHz (Super Drive); RAM 1GB; VGA Intel X3100 144MB shared; Harddisk 80GB, 120GB atau 160GB. (Akhir 2007)

MacBook Generasi 5: (Penryn)
Prosesor Core 2 Duo: 2.1 GHz (Combo Drive, RAM 1GB) atau 2.4 GHz (Super Drive, RAM 2GB); VGA Intel X3100 144MB shared; Harddisk 120GB, 160GB atau 250GB. (Awal 2008)