Ari berjalan menyusuri koridor ke arah selatan. Di kedua sisi sepanjang koridor itu terdapat pintu-pintu menuju ruangan para dosen. Pintu-pintu itu tertutup rapat, hanya beberapa saja yang terbuka sedikit, dan sayup-sayup terdengar pembicaraan orang-orang di dalam ruangan itu, tetapi tidak jelas. Ari mengambil earphone dari saku kemejanya, dan memasangkannya di telinganya. Ia pun menghubungkan earphone tersebut ke iPod Nano berwarna putih yang disimpannya di tempat yang sama. Diambilnya iPod itu dan jari jempol kanannya pun bergerak memutar clickwheel. Lagu "Ingin", dari grup band "Scope" dipilihnya untuk dimainkan. Hingga akhirnya ia tiba di ujung koridor, berbelok ke kiri dan menuruni anak tangga menuju lantai 1. Sesampainya di lantai 1, Ari langsung menuju pintu keluar selatan yang berada di sebelah tangga yang baru saja dituruninya.

Ari baru saja mengurus pendaftaran kuliah semester ganjilnya. Seperti yang diketahui bersama, birokrasi di Indonesia ini umumnya masih terlalu kompleks, terlalu banyak meja yang mesti dilalui. Ari memasukkan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dan KSM (Kartu Studi Mahasiswa)-nya yang baru saja divalidasi ke dalam tasnya sambil terus melangkah. "Selesai sudah semua urusan administrasi", ucapnya bahagia.

Ari mengambil iPod nano di saku kemejanya, dan melihat ke bagian atas layar iPod tersebut. Tampak deretan angka terlihat di layar itu, angka-angka tersebut adalah "10:42". Dan Ari berjalan menuju kantin melewati lorong-lorong yang juga ramai oleh mahasiswa lainnya. Banyak yang berjalan searah dengan Ari, hanya beberapa orang saja yang berlawanan arah dengan lelaki ini.

Di saat mahasiswa mengurus administrasi semester ganjil seperti hari ini, mahasiswa baru sudah melaksanakan kegiatan perkuliahannya. Dan tak sedikit juga mahasiswa dan mahasiwi baru yang turut meramaikan lorong itu, ada yang bergerombol, tetapi ada juga yang sendirian.

Ari melangkah dengan santai dan menatap ke depan dengan tegas, hanya satu tujuannya sekarang setelah lelah dengan urusan birokrasi: "makan dengan tenang di kantin, mungkin teman-teman yang lain sudah bersarang di sana terlebih dahulu".

Namun seperti biasa, di awal semester ganjil selalu saja ada wajah-wajah baru yang menonjol. Wajah para mahasiswi baru yang masih fresh, wajah-wajah ceria yang belum dirusakkan oleh tugas-tugas perkuliahan dan praktikum. Wajah yang selalu menjadi sasaran para mahasiswa yang masih haus akan cinta kasih.

Mata Ari pun terkadang meleset dan tertuju pada wajah-wajah ini. Sebuah naluri dasar lelaki. Seorang dua orang mahasiswi pun terkadang dapat menarik perhatiannya. Walaupun Ari adalah seorang lelaki dengan hati yang teguh. Ya, Ari masih tertarik dengan perempuan, bukan dengan lelaki, secara dua cara dia masih lelaki normal.

Dari keramaian gerombolan mahasiwa itu, sekitar 20 meter di depan Ari, tampak samar-samar seorang mahasiswi yang berjalan mengarah ke Ari. Perempuan itu menarik perhatian Ari, entah apa yang membuat Ari memperhatikannya walaupun masih jauh. Kulitnya putih, bersih (kaya iklan aja, hehehe). Semakin lama perempuan itu pun semakin dekat. Tampak paras seorang perempuan yang cantik dan manis yang membawa tas berwarna merah muda dari kejauhan. Perempuan itu mengenakan sepatu kets yang sewarna dengan tas yang dibawanya. Auranya pun semakin terasa, Ari semakin tertarik, semakin penasaran, dan semakin tergetarkan hatinya.

Semakin dekat, semakin jelas paras perempuan itu. Dan, wwhhooooopppsss! Ari terkejut setelah berjarak hanya empat meter, ya empat meter di depannya. Ari merasa pernah melihat perempuan itu. Ari seolah mengenal wajah cantik itu. Deja vu? rasanya tidak. Ya! Ari mengenali wajah manis itu. Perempuan itu adalah Aurel, kekasih hatinya, perempuan yang dikenalnya tiga bulan lalu, satu-satunya perempuan yang telah mengisi hatinya selama dua bulan terakhir. "Itu kan Aurel", Ari bergumam dan mencoba untuk menyimpan rasa terkejutnya. "Pantas saja!", gumamnya lagi dalam hati seraya menyimpulkan senyum di bibirnya. Ari lantas melepaskan earphone putih itu dari telinga kanannya.

"Hai, Kak Ari...", dan perempuan itu pun menyapanya dengan hangat dan akrab.

PS: inicerpengakmutungapaindibacakayaorangkurangkerjaanaja, hehehehe...