Adham Somantrie

Blog. Design. Code. Digital. Brand.
And also a happy runner.

Klaim Buku Tabungan Hilang

Published on 2006-11-06 00:25:11

Saya memiliki rekening tabungan di Bank Mandiri. Kebetulan, buku tabungannya hilang entah kemana. Saya sendiri tidak terlalu ambil pusing dengan hilangnya buku tersebut. Karena masih ada kartu ATM yang dapat digunakan untuk transaksi dan penarikan tunai, walaupun untuk penarikan ada limitasi penarikan per hari. Sedangkan untuk penyetoran tetap dapat dilakukan tanpa adanya buku tabungan. Selama ini buku tabungan hanya saya pergunakan untuk logging histori transaksi, yang setelah hilangnya buku tersebut saya beralih menggunakan internet banking yang lebih efektif dan efisien.

Namun, karena ada kerusakan pada kartu ATM saya (sedikit retak/patah), saya berpikir bahwa seandainya saja kartu ATM ini hilang, maka saya tidak dapat mengklaim kartu baru karena tidak adanya buku tabungannya. Yang juga berarti bahwa segala kekayaan saya di bank tidak dapat diklaim. Lalu saya berkonsultasi dengan Customer Service Officer (CSO) Bank Mandiri. Menurut keterangan dari CSO tersebut, kehilangan buku tabungan tidak dapat digantikan dengan buku tabungan yang baru, namun nasabah dapat dibuatkan rekening baru tanpa perlu setoran awal dan seluruh dana yang ada di rekening lama akan dipindahkan ke rekening baru tersebut. Begitu juga dengan kartu ATM, akan diganti dengan yang baru sesuai dengan rekening tabungan yang baru.

Artinya, nasabah mendapat buku tabungan baru, kartu ATM baru, serta nomor rekening baru. Dengan perubahan nomor rekening ini berarti petaka bagi beberapa nasabah yang menggunakan rekeningnya untuk transaksi bisnis, karena mesti memberitahukan perubahan nomor rekening kepada para pelanggan dan relasi bisnisnya. Selain itu, juga berdampak pada account SMS banking dan internet banking. Jika nasabah tersebut mendaftarkan nomor rekening tersebut untuk auto-debit pembayaran, misalnya pembayaran telepon, atau uang kuliah, maka nasabah perlu mendaftarkan ulang nomor rekening barunya ke pihak yang bersangkutan. Repot bukan? maka dari itu, harap jaga baik-baik buku tabungan Anda. Lebih baik Anda kehilangan kartu ATM daripada buku tabungan.

Read more...

18 Comments

FreeBSD PowerPC bukan untuk PowerBook?

Published on 2006-11-11 01:19:18

Kangen juga ngoprek-ngoprek FreeBSD. Sayangnya, gak ada mesin yang bisa dipake buat ngoprek. Desktop Athlon64 dipake adek buat internetan, gak mungkin dia digangguin. Udah ditawarin pake PowerBook dulu selama komputernya kupake buat ngoprek, tapi dia gak mau, blom pernah pake Mac katanya. Ya sudahlah. Kemaren rencananya mau install FreeBSD di MacBook via BootCamp (kalo via Parallels sih udah), tapi MacBook-nya diwarisin ke adek yang di Jakarta karena aku dapet PowerBook G4 bekas Macnoto. Yah, apa daya pake PowerPC.

Setelah melihat-lihat situsnya FreeBSD, ternyata versi PowerPC sudah ditiadakan untuk rilis 6.1. Setelah dicari-cari, akhirnya ketemu juga .iso FreeBSD 6.0 versi PowerPC. Titip download ama Macnoto, sekalian di-burn-in sama dia. Makasih ya bang!

Untuk instalasinya, tentu dibutuhkan partisi baru. Nah, ini juga menjadi masalah, karena harddisk 80GB PowerBook cuma saya buat satu partisi saja untuk Mac OS X. Setelah berdiskusi dengan Macnoto via Yahoo! Messenger, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan software VolumeWorks, yang diklaim dapat mempartisi ulang harddisk Mac tanpa perlu mengorbankan data-data yang ada di dalamnya.

Read more...

7 Comments

Minimizing Effect Pada Mac OS X

Published on 2006-11-17 06:17:48

Pada Mac OS X, melalui System Preferences - Dock, terdapat dua pilihan animasi untuk minimizing window, yaitu Genie (default) dan Scale. Ternyata ada pilihan ketiga, yaitu Suck. Pilihan ini hanya dapat diaktifkan secara manual melalui Terminal. Buka aplikasi Terminal.app, lalu ketikkan:

$ defaults write com.apple.dock mineffect suck

Lalu logout dan login kembali untuk mengaktifkannya. Atau bisa juga restart Mac Anda sekalian.

Untuk mengembalikan ke efek animasi semula, cukup buka System Preferences - Dock, lalu pilih salah satu dari dua animasi standar yang ada.

Minimizing Windows Animation Effect

Read more...

4 Comments

GTC Primera LD750N

Published on 2006-11-29 13:05:28

Sabtu (25/11) kemarin, saya bersama Indah membeli monitor LCD di BEC. Ya, sekarang sudah saatnya kita mulai masa transisi dari monitor CRT ke LCD atau Flat Panel. Di samping harganya sudah cukup terjangkau, teknologi monitor LCD saat ini sudah cukup matang. Tidak seperti generasi sebelumnya, yang memiliki kualitas yang tidak memuaskan. Kualitas monitor LCD saat ini sudah cukup memuaskan layaknya kualitas monitor CRT.

Saya membeli GTC Primera LD750N yang berukuran 17 inchi seharga Rp.1.770.000,- warna silver/black. Sementara Indah membeli LG Flatron L1752S seharga Rp. 1.760.000,- warna hitam. Memang seharusnya membeli layar dengan ukuran besar (minimal 17 inchi), karena memang layar yang luas dengan resolusi tinggi menambah kenyamanan dalam menggunakan komputer, selain selisih harga yang cukup kecil. Rata-rata monitor LCD berukuran 15 inchi berharga sekitar Rp. 1.500.000,- sementara yang berukuran 17 inchi hanya terpaut Rp. 200.000,- sampai Rp. 300.000,- saja. Tentunya jika anggaran memadai, alangkah bijaknya untuk memilih yang berukuran lebih besar tentunya. Atau mungkin berminat dengan GTC Primera berukuran 19 inchi widescreen? harganya sekitar Rp. 2.400.000,-

GTC Primera LD750N saya pilih karena desainnya yang baik dan bentuk "leher"nya yang fleksibel, tidak konvensional, disamping jarangnya monitor dengan warna selain hitam di pasaran. Selain itu monitor ini juga telah memiliki interface DVI-D disamping VGA (analog). Karena tidak ada monitor LCD 17" yang dibawah USD200 yang memiliki interface DVI selain GTC dan Acer. Saya telah menggunakan monitor ini dengan kedua interface tersebut, dan tentunya saya akhirnya memilih interface video digital (DVI) karena tidak perlu repot-repot lagi menyesuaikan posisi gambar dan fasa vertikal/horizontal. Menurut buku panduannya, monitor ini memiliki tingkat kontras 700:1 dan tingkat brightness 300cd/m2, serta response time 8ms. Ukuran pixel pitch, 0.264mm untuk horizontal dan vertikalnya. Saya tidak dapat memastikan angka-angka ini karena saya tidak memiliki alat ukur untuk membuktikannya.

Read more...

17 Comments

© 2003 - 2024 Adham Somantrie at Jakarta, Indonesia — the city that never sleep.
Built with Bootstrap, jQuery, FontAwesome, Isotope and Adobe Edge Web Fonts. Made on MacBook Pro.
Love my works and content? Buy me coffee through saweria or nih buat jajan!